Berikut adalah kisah inspiratif tentang empat type kuda dan empat type manusia yang bisa kita pelajari sebagai bahan renungan kita. Sebenarnya kisah ini menginspirasi saya setelah saya melihat kebenarannya – saat melihat salah seorang tetangga yang sakit, dia mengalami komplikasi tekanan darah tinggi, jantung dan paru-paru. Para dokter di rumah sakit sudah menyerah dan dia hanya mendapat obat jalan dan dirawat di rumah. Bapak itu selalu iri hati kepada orang tua saya, kepada kesuksesan kakak-kakak saya, dia juga bukan orang yang disukai tetangga karena sombong dan bertidak seakan tidak pernah memerlukan orang lain. Setelah sakit di rumah, kakinya bengkak dan bertongkat dan dia mengaduh-aduh pagi siang malam dengan keras di tengah kesakitannya. Dia sering berkata lebih baik mati saja daripada menderita sakit berkepanjangan, sering juga merintih apa yang sudah diperbuatnya hingga menderita sakit begini. Hhhmm..tentu saja kita semua tahu apa yang sudah diperbuatnya selama ini, tapi kita tidak bisa menolongnya karena semua sudah terjadi.
Anyway, berikut kuda-kuda yang menginspirasi saya:
Kuda pertama: sewaktu melihat tuannya, dia akan segera melaju
Kuda kedua: sewaktu melihat kuda lain sudah dipukul, baru dia berlari
Kuda ketiga: setelah dia dipukul oleh tuannya, baru dia berlari
Kuda keempat: setelah dia dipukul berkali-kali, baru dia mulai berjalan
Bandingkan keempat type kuda di atas dengan empat type manusia di bawah ini:
Type pertama: dengan melihat dan belajar dari proses kehidupan orang lain, dia berhati-hati dalam menjalani kehidupannya
Type kedua: setelah melihat orang lain mendekati ajal, barulah dia berhati-hati
Type ketiga: setelah melihat anggota keluarga dekatnya sakit bahkan meninggal, barulah dia sadar dan berhati-hati
Type keempat: setelah dirinya sendiri merasakan sakit dan menjelang ajal barulah dia menyesal mengapa tidak berhati-hati sedari dulu
Ternyata ada semacam paralelisme antara kuda dan manusia, ya nggak?..bedanya manusia- yaitu kita dengan hati nurani masih punya pilihan untuk menjadi type yang mana , kita bisa melihat ke dalam hati kita dan melihat kesalahan yang sudah kita buat.
Dalam hubungannya dengan waktu dan tindakan kita bisa simpulkan:
Type yang pertama adalah mereka yang berupaya segera mengatasi masalah yang mereka hadapi, begitu mereka mereka merasakannya
Type kedua adalah mereka yang selalu berusaha menunda apabila menghadapi suatu persoalan
Type ketiga adalah mereka yang bingung kapan harus menyelesaikan masalah yang mereka hadapi
Type keempat adalah mereka yang tidak pernah berusaha mengatasi masalah yang timbul sampai menjadi berlarut-larut. Ada keinginan menyelesaikannya tapi itu sudah terlambat, bahkan sudah tidak bisa diatasi lagi
Aturan yang pertama kali harus kita ingat tentu saja, jangan membuat “masalah” tapi hidup adalah serentetan masalah besar dan kcil yang baru akan berakhir kalau kita mati. Sesuatu yang terasa mengganjal di hati kita, menjadi pertanyaan dalam nurani -bisa dipastikan adalah tanda awal adanya suatu masalah. Perlakukanlah sesamamu sebagaimana kamu ingin diperlakukan adalah kunci menuju ketenangan hidup.
Kita tidak bisa memakai kaca mata kuda dalam hidup ini, melihat satu arah..kita harus mengenali “masalah” yang ada dengan mata terbuka..mungkin suatu “masalah” itu timbul karena kesalahan yang kita lakukan?? Memerlukan kebesaran hati dan kesadaran untuk mengakuinya, meminta maaf dan segera memperbaiki diri dan kalau orang lain menyadari kesalahannya..kita harus memaafkan mereka supaya kita sama-sama tidak terbebani dengan kesombongan diri. Tidak ada manusia yang selalu benar atau selalu salah, segala sesuatunya bisa diperbaiki selagi kita mau… sebelum waktu kita habis dan semuanya terlambat
Lady Bug says: “ If only – Those must be the two saddest words in the world”